Perjalanan Penyakit Difteri di DKI Jakarta, Cegah dengan Vaksinasi


JAKARTA, celebrities.id - Sejumlah daerah di Indonesia menyatakan diri berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri. Penyakit yang umumnya menyerang anak-anak ini dapat dicegah dengan vaksinasi.
Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 5 Provinsi dikatakan berstatus kejadian luar biasa (KLB) termasuk DKI Jakarta.
Melihat ini Kepala Seksi Surveilans Epidemiolog dan Imunisasi Dinkes Provinsi DKI Jakarta, dr. Ngabila Salama mengungkapkan datanya dari 2019 sampai 2023 total kasus di DKI Jakarta. Berikut rinciannya:
1. Tahun 2019: positif 21 orang (semua bergejala, 1 meninggal)
2. Tahun 2020: positif 6 orang (1 tanpa gejala, 5 bergejala, 0 meninggal)
3. Tahun 2021: positif 4 orang (semua bergejala, 3 meninggal)
4. Tahun 2022: positif 4 orang (semua bergejala, 1 meninggal)
5. Tahun 2023: positif 2 orang (1 tanpa gejala, 1 bergejala, 0 meninggal)
Cegah Difteri dengan Vaksinasi
Status KLB difteri di Jakarta dinilai belum tepat digunakan karena jumlah kasus difteri di Jakarta masih sedikit. Status KLB menurut dr. Ngabila berlaku jika sudah dua kali lipat, atau jumlah yang banyak.
"Dari 37 kasus tahun 2019-2023 tersebut 16 persen balita sudah 2 persen usia 5-18 tahun, 42 persen usia dewasa diatas 18 tahun," kata dr. Ngabila.
Jumlah kasus difteri di DKI Jakarta pada 2023, sudah dipastikan dalam kondisi sembuh. Menurutnya jumlah kasus 2 di DKI Jakarta merupakan hasil laboratorium difteri yang positif berdomisili di DKI Jakarta, bukan laporan dari Fasilitas Kesehatan di Jakarta.
Kasus tersebut dilaporkan pada Januari, dan belum adanya penambahan kasus hingga saat ini.
"Masih 2 (kasus) hari ini belum ada penambahan. Kasus bulan januari semua dan sudah sembuh keduanya," kata dr Ngabila.
Ketua IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengatakan penyakit difteri bisa menyeebabkan kematian pada anak atau balita, bahkan ia menilai masih ada penolakan dari masyarakat. Padahal penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi.
"IDAI ini sangat concern dan khawatir dengan kondisi saat ini, bagaimana kita mau menurunkan angka kematian balita dan anak. Padahal sesuatu yang jelas-jelas bisa dicegah dengan vaksinasi gratis itu pun masih ditolak oleh masyarakat kita," kata dr. Piprim.
Editor : Marieska Harya Virdhani
Follow Berita Celebrities di Google News